Mad In Heaven

aku selalu berharap tak pernah melepasmu
dari pelukanku. Akupun terus berharap tetap menjadi
seseorang yg kauinginkan,meski kepedihan seakan mencoba
merenggut semua jawaban yg hampir tersingkap dari sekian
tanya yg menghantui. Yang terakhir kuingat,aku berjalan gontai penuh sesal,rasa bersalah serta sejuta kecewa
dibawah siraman dingin hujan ditemani kemuraman yg
menakutkan di sudut tergelap di kotamu. redupnya mentari
seolah bersekutu dgn kesedihan yg membawaku kian jauh
dari cinta yg tergenggam bersamamu. Cinta seakan enggan
menyatukan hati yg kasmaran kala itu,pelukan terakhirmu itu yg kian membuatku kian berat melepasmu..tatapan
matamu yg menusuk hatikulah yg melumpuhkan ragaku
sekian waktu..apa yg kuperbuat waktu itu? meninggalkanmu
dengan sejuta kecewa yg menyakitkan hatimu bukanlah
niatku.Kini sesal bagai sebuah ritual hidup yg menyesakkan
dada..rasa sepi dan gelisah menjadi pendamping jiwaku yg terpuruk membeku. maafkan aku,bunga hatiku..akupun
terluka,sama sepertimu. Akupun masih mencintaimu,meski
kutak lagi tahu isi hatimu...Bintang kejoraku