Mad In Heaven

Kota kelahiranku adalah tempat yang indah dan menyenangkan untuk tinggal dan besar. Masih kuingat hampir semua yg ada di sekeliling rumah tempatku melewati masa kecilku. Lingkungan yg bersih dan nyaman berhias pepohonan yg memayungi halaman rumahku sungguh menyejukkan mata.

Aroma yang menyeruak dari pohon cemara yg berdiam di halaman depan rumahku selalu membuatku merasa nyaman dan tentram. Di depan tempat tinggalku mengalir sungai kecil yg berlapis beton sebagai penahan gerusan air di sisi-sisinya,tak jauh dari situ sebuah jembatan kecil yg indah kokoh bersandar,tak terlihat merapuh meski usianya tak bisa lagi dibilang muda,hamper semua bangunan disekitar tempat tinggalku berarsitektur belanda dan bekas peninggalan jaman belanda. Pohon kenari berjajar rapi di tepian sungai itu,berderet-deret hingga beberapa ratus meter dari rumah tinggalku. Saat daun- daunnya mengering,aku dan teman2ku sering bermain dengan guguran dedaunan yg berserakan di sepanjang
jalan,sebelum para orangtua datang dan membersihkan jalan dari daun-daun kering yg menggunung. Jalan-jalan disana sangatlah bersih dan sedap dipandang mata,bahkan saat
malam tiba terkadang aku bercanda dan bergulingan di tengah jalan spt orang gila bersama teman-temanku..dan tentu saja saat tak ada orang lain yg melintas disitu.

Kotaku dulu tidaklah seramai sekarang,hampir semua orang disana mengenal baik arti kata sopan santun dan saling menghargai serta menghormati terhadap orang lain. Suasana jawa kental menaungi kehidupan disana. Di waktu kecil aku tidak terlalu memahami tugas dan pekerjaan ayahku sebagai prajurit,dan aku tdk terlalu menyadari jika hampir dari semua orangtua dari teman2ku adalah pendatang di kota itu. Baru kusadari saat kuberanjak dewasa dan meninggalkan kota kelahiranku,ternyata kampung halaman bagiku dan bagi teman2ku hanya hidup di benak kami.

Sekian banyak dari teman masa kecilku tak lagi berada dan tinggal disana,bahkan kurasa hampir semuanya tak lagi ada disana.
Terlebih lagi lingkungan tempat kami tinggal tak lagi difungsikan sebagai tempat tinggal..ahh sedihnya aku. Belum lagi tempatku menimba pendidikan dasar di bangku
sekolah,tak lagi berdiri disana..semuanya tlah dipindahkan ke kota lain yg jaraknya cukup jauh dari kota kelahiranku.

Terkadang cukup pedih tuk disadari semua itu,kehilangan teman dan kehilangan tempat2 kenangan masa kecilku yg penuh nostalgia. Aku masih ingat tanah lapang yg berada tidak jauh dari rumah tinggalku,disana ada kurang lebih empat pohon beringin besar yg gagah berdiri di tiap sudut lapangan. Kemudian ada sebuah bangunan berkubah semacam tempat tetirah di pinggir lapangan(yg kini tak lagi ada),dan dari situ sering aku duduk bersantai melihat lalu lalang orang di sore hari dan terkadang menonton keramaian pertunjukan disitu dan bahkan melihat para prajurit yg berlatih disitu sesekali waktu. Aku ingat jika dulu disetiap pagi kudapati kabut tipis- tipis di udara bebas,dan saat kuberbincang dgn teman-temanku saat perjalanan ke sekolah,kulihat uap kabut yg
keluar dari mulut kami..ha..ha..ha,lucu sekali bagiku.

Di dekat sekolahku tumbuh sebatang pohon asam yg besar dan rindang,meskipun pohon asam tapi buahnya rasanya manis sekali,dan kebanyakan orang menyebutnya pohon asam
belanda...dan selain disitu,aku tak pernah menjumpai pohon semacam itu. Aku sering berebutan dan saling berlomba untuk mengumpulkan buah asam dan buah kenari yg hampir setiap hari ada yg jatuh dari pohonnya,seru dan menyenangkan. Ahh mungkin akan terasa menyenangkan jika saat berkunjung ke tanah kelahiran diberi kesempatan
bertemu dengan orang2 yg sama spt di masa kecilku dan melihat tempat2 yg sama juga dengan masa kecilku dulu.
Tapi semua hanya mimpi yg tak mungkin terwujud,banyak dari teman2ku yg tinggal menyebar di banyak kota,baik di jawa maupun diluar jawa..dan banyak dari mereka yg tak kuketahui lagi kabarnya,hanya satu dua dari mereka yg masih bisa kuketahui kabar dan keberadaannya,meski utk bertemu kangen tidaklah semudah yg dibayangkan. Kini aku tlah tinggal jauh dari sana,kembali ke tanah leluhur ayahku di pesisir utara jawa dgn suasana dan karakter manusia yg sangat berbeda dengan disana. Aku bekerja dan menikah disini,kedua anakku juga lahir di kota ini..dan aku telah membiasakan diri utk menganggap kota ini adalah kampung halamanku...meski di lubuk hati,kampung halamanku yg tlah hilang akan selalu hidup dalam kenangan indah bersama
kenangan-kenangan masa kecilku...

Semoga saja aku diberi kesempatan membagi dan melukiskan semua pengalaman2ku dlm media dan wahana yg lebih dari ini..yg
tidak terlalu meletihkan mata dan jari..hihihi,dan tentu saja tidak sesingkat ini.

Salam kangen untuk sahabatku Femi yg sibuk jd wartawati sekarang,arif yg sibuk ngurusin motor kesayangannya,dan teman2 kecilku lainnya yg entah dimana I Miss U All